Sleman
(SMN) – Salah satu kegiatan pelatihan
kesiapsiagaan bencana dalam mendiskusikan peristiwa bencana yang pernah terjadi
selama di yogyakarta.
|
Peran
pemuda dalam pembekalan materi Penanggulangan
Resiko Bencana (PRB) harus selalu ditanamkan pada jiwa pemuda. Ancaman sebagai
bentuk potensi yang membahayakan dan kerentanan dengan kondisi yang dapat
memperparah wilayah akan menghasilkan suatu bencana yang dapat merugikan banyak
pihak. Maka dari itu Pemuda Mandiri Membangun Desa (PMMD) Kab. Sleman
menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Kesukarelawan
Pemuda Tahun 2017 dengan tema “Pemuda Siaga Bencana” Kementrian Pemuda dan
Olahraga (Kemenpora) Bertempat di Hotel Quins Colombo (10/12) Sebagai upaya
kesiapsiagaan pemuda dalam tanggap bencana yang akan terjadi..
Sasaran
yang di tujukan dengan adanya kegiatan tersebut adalah para pemuda yang
berdomisili di wilayah sleman khususnya wilayah yang rentan terkena bencana.
Dengan tingkat resiko bencana yang dimiliki oleh wilayah sleman ini, diharapkan
dengan semangat para pemuda dapat dimanfaatkan kontrbusinya untuk menjadi
“Relawan Kemenpora” yang dibekali ilmu tentang pemuda siaga bencana.
Berbagai
praktik yang diterapkan kepada peserta dalam menanggulangi bencana seperti memotivai
relawan terhadap penanggulangan bencana, matrix ancaman bencana dan manajemen
relawan.
Pada
kesempatan tersebut, Bpk. Juni AD. Utama PSi salah satu pengisi materi menjelaskan
tentang siklus penanganan bencana dengan memperhatikan beberapa segi
pengurangan resiko bencana (PRB) dan Tahap-tahap darurat dalam menolong korban
bencana.
PRB
meliputi kesiapsiagaan relawan dalam menyiapkan posko pengungsian, mitigasi
dalam program penanggulangan bencana dan pencegahan melalui pembangunan sarana
dan prasarana dengan baik. Selanjutnya Pada tahap tanggap darurat yang
diutamakan adalah menyelamatkan jiwa seseorang terlebih dahulu, kemudian adanya
rehabilitasi atau pemulihan keadaan dan yang terakhir pada tahapan ini yaitu
rekonstruksi pembangunan kembali akibat bencana yang terjadi.
Selain
itu, Persatuan psikologis awal yang diberikan untuk survivor bencana khususnya
untuk anak-anak dan remaja. Membahas tentang bagaimana caranya menangani reaksi
anak yang trauma setelah mengalami bencana.
Kesiapsiagaan
harus di waspadai dari sekarang, sehingga jika terjadi ada bencana yang
mendadak dapat ditangani oleh masyarakat dengan tenang. Hal-hal yang harus di
persiapkan dari mulai kapasitas
kemampuan yang besar dalam upaya mengurangi resiko bencana. Ujar Sulistio.
Menyampaikan materi peran pemuda dalam upaya Pengurangan Resiko Bencana (PRB)
Berbasis komunitas/masyarakat.
Kesan
yang di diperoleh peserta dengan adanya kegiatan tersebut sangatlah antusias
terlebih dengan adanya pelatihan tersebut dapat menjadi wawasan dan pengetahuan
bagi relawan baru. Serta pengalaman dalam pemaknaan pada makna menjadi relawan
yang sesungguhnya.
“Kurang
rasanya. Memang sudah cukup, tapi saya masih ingin mendalami lagi tentang pelatihan
kesiapsiagaan bencana ini. saya harapkan nanti akan adanya pembelajaran
berkelanjutan pada pelatihan berikutnya” Ujar Putra salah satu peserta yan
berasal dari kelurahan/desa condongcatur.
Esa Septian
Mahasiswa STIA "AAN" Yogyakarta.
*Di muat media online swarakampus.com