15 Februari, 2017

BULLETIN ISLAM



PEMIMPIN MUSLIM, NO KAFIR.

0leh : Esa Septian

Akhir-akhir ini sedang marak-maraknya isu-isu perdebatan  tentang pemimpin Kepala Daerah yang bertanya-tanya apakah wajib beragama muslim, seperti di DKI Jakarta Terdapat calon pilkada yang bukan beragama Islam, lalu bagaimana kita menyikapi hal tersebut sebagai pemeluk agama islam dan  pengamat politik. Banyak aksi-aksi yang timbul dengan konflik tersebut seperti aksi damai, aksi bela al-qur’an yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia khususnya umat muslim itu semata-mata hanya untuk membela umat islam bukanlah  kepentingan politik. Memang  tidak mungkin permasalahan ini terjadi negara kita, karena Negara kita negara Indonesia bukanlah negara Islam seperti di Negara Saudi Arabia, karena landasan negara Indonesia adalah Pancasila bukan Islam, memanglah sangat rumit jika Indonesia menerapkan Negara Islam sebab Indonesia mempunyai beragam banyak agama yang tersebar di Indonesia seperti Agama Islam, Kristen, Hindhu, Budha, Katolik, dan Tionghoa. Kendati demikian Indonesia hanyalah berkedudukan sebagai negara Mayoritas penduduk yang beragama Islam, bukan sebagai Negara Islam karena hal tersebut dilandaskan bahwa semua agama yang ada di indoneisa berasal dari luar alias pendatang  bukan asli dari Indonesia itu sendiri, yang asli dari Indonesia hanyalah kepercayaan-kepercayaan nenek moyang sejak dulu yang jumlahnya sangatlah banyak bahkan tak terhitung. Ujar Dra. Hj. kabirul Kuwati Dosen STIA “AAN” Yogyakarta. Jika Indonesia dipaksakan akan menerapkan Negara Indonesia sebagai negara Islam maka akan banyak daerah-daerah bagian Indonesia akan memisahkan diri bahkan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia akan hancur karena penduduk Indonesia  pun mempunyai penduduk yang asli keturunan China. bahkan akan bertambahnya konflik-konflik yang menjalar keseluruh daerah bagian Indonesia bukan hanya di DKI Jakarta saja jika hal terebut akan diterapkan.  Maka dari itu memang sebenarnya Indonesia tepat sekali menempatkan dan menerapkan sila yang pertama pada pancasila yaitu Ketuhananan yang maha Esa, yang berarti apapun agama kita tetap menjadi satu yaitu Esa. Jika dibandingkan dengan awal sebelum sila itu diganti yaitu Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat-syariat islam bagi pemeluknya. Otomatis agama selain islam tidak akan mau menaati sila tersebut dan tidak akan patuh terhadap pancasila. Pasalnya demikian memang negara kita pun mempunyai Simbol negara yang bunyinya “Bhineka Tunggal Ika” berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Banyak suku etnik, Ras, Budaya dan agama yang tersebar dan disatukan menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Lalu sebagai warga negara Indonesia yang baik sepatutnya kita menghargai perbedaan dan keberagaman agama tersebut, saling bertoleransi serta menjalin persaudaraan yang baik antar pemeluk agama. Jika kita mengulas tentang bagaimana seharusnya seorang pemimpin bagi umat islam adalah harus beragama islam memang lah benar karena Allah SWT telah memerintahkan kaum mukmin untuk menaati ulli amri (Penguasa) dari kalangan mereka sendiri “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-nya serta ulli amri (Penguasa) dari kalangan kalian (QS an-nisa (4):59)” meskipuun pemimpin yang non-muslim mempunyai pengalaman kinerja yang bagus dan keunggulan yang baik tetapi itu bukanlah alasan untuk menjadikannya pemimpin. Pemimpin yang beragama muslim pun pun banyak yang  mempunyai karakter keunggulan sebagai seorang pemimpin dan itu  bahkan menjadi nilai yang bagus untuk dijadikan nya pemimpin masa depan. Lalu bagaimana peran yang harus dilakukan oleh orang yang beragama non-muslim yaitu hanya dengan mendapatkan hak-haknya saja sebagai WNI, yang berkeweajiban menjadi pemimpin adalah umat muslim yang sebenarnya harus sadar bahwa kita lah yang harus menjadi yang Pemimpin bukan menuntut hak-haknya saja. Lihatlah surat an-nisa (4):141)  bahwa allah sekali kali tidak akan memberikan jalan kepada kaum kafir untuk menguasai kaum mukmin. Masih banyak ayat al-qur’an lainnya bahkan hadis  yang menegaskan keharaman pemimpin kafir atas umat muslim. Persoalan ini memanglah mau tidak mau harus dijalankan karena kita sebagai umat yang beragama islam sepatutnya  menaati syariat agama islam yang kita peluk dan jalani. Doktrin dasar demokrasi adalah kedaulatan ditangan rakyat. Tentu harapan sebagai rakyat pun mengharapkan diterapkanya system yang baik dan adil bisa mewujudkan keadilan di Indonesia dengan system islam sebab system islam berasal dari Allah SWT. Yang maha adil dan bijaksanam, Mengikuti jejak khalifah kenabian. System islam justru tidak akan berjalan dengan sempurna jika pemimpin atau khlaifah kita berasal dari orang kafir. System islam ini adalh adalah sebagai jawaban atas beragam persoalan yang dihadapi oleh umat islam.

KAMPANYE PENYELAMATAN IKAN HIU

Foto: Google Oleh : Esa Septian Negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki 17.504 pulau yang masing...