Oleh : Esa Septian
Terlintas fikir dalam benakku, hidup
yang kita jalani tak bisa hanya sendiri bahkan makhluk hidup lain pun merasakan
bagaimana hidup berpasangan, entah apa yang terjadi dalam benakku yang ku tau
bayangmu semakin semu, semakin menjauh, getting lost. Ajari aku bagaimana menemukan
hal terpenting dalam hidup ini, terkurung ruang dalam waktu yang membawaku
kepada hadirnya dirimu yang pernah menghiasi warna-warni hidupku, mencoba
melukis kembali kenangan yang dulu tersimpan penuh harapan yang semakin memudar,
bantu aku untuk bernostalgia bersama dirimu, dan bahkan tak terlintas
sedikitpun dalam fikirku untuk pergi meninggalkanmu, aku tak sanggup dan tak
mudah bagiku menghapusmu dari bayang-bayangku.
Bagai syair tak
berirama itulah dirimu, mataku terus menatap indahnya langit malam itu, dan berangan
bisakah aku menyentuhnya? Dalam getir aku
tak mampu untuk melupakan dirimu.
Sejenak diriku melepas lelah untuk mengingat-ingatnya. Sepi yang aku rasa
melukiskan senyum indah yang selalu membuat hari-hari ku lewati menjadi pelangi
kehidupan dan keindahan. Apapun tentang dirimu, semua apa yang ada pada dirimu
dapat mengalihkan duniaku, namun entah pelangi kehidupan menyimpan penuh
keindahan kini semakin hilang
dipandangan mataku. Aku menyesal, aku tak mampu untuk membuat pelangi itu
selalu ada. Harus ada hujan harus ada kesedihan yang dapat memberikan sinar pada
pelangi. Aku fikir rasa ini akan hilang dengan sendirinya, tapi tidak dengan
rasa ini, mencintaimu tak semudah melupakanmu, lambat laun waktu kan terus ku
tunggu mengikis bayangmu yang semakin memudar dan menghilang, berharap bayangan
itu kembali menjadi wujud yang nyata, hanyalah angan-angan saja, perbedaan yang
membuat bayang itu menjadi bayang hitam yang membuat aku takut untuk melihatnya
karena aku tak mungkin mengharap bayang itu menjadi sesuatu yang kembali
menjadi utuh, aku bodoh, sangat bodoh membiarkanmu menjadi bayang-bayang yang
indah yang takkan bisa kumiliki.
Biarlah kini serpihan
hati menemani sepiku, hingga habis dayaku untuk selalu mengharapkanmu kembali. Kau
terindah bagai bintang dilangit yang tak pernah bisa ku genggam dan sampaikan perasaan
ini, dengarkanlah aku menyesal dan sangat menyesal dengan perasaan bersalah
yang terus-menerus. Namun aku tau kamu memilih untuk pergi bahkan membawa semua
kebahagiaanku, maaf yang kini ku rasa dan beribu penyesalan yang telah
membiarkanmu pergi menjauh dan menghilang hanya ada bayang semu dirimu dan
biarkan diriku ini melukis indah bayangmu.
Kau Satu
Terindah dalam hidupku,
Aku tak tahu kapan aku harus beranjak
dari tempat ini
Menyesalkah
Atau…..
Mengharapkannya kembali?
Terlambat untuk disesali
Kesempatan kedua yang tak mungkin datang
lagi