07 Oktober, 2020

OPen (Optimalisasi Pendidikan): Strategi Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dalam Pembangunan Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas 2045

 

 

Oleh: Esa Septian, S.AP

STIA “AAN” Yogyakarta

 

Pendidikan merupakan tempat untuk mencetak dan membangun generasi muda melalui pembelajaran, keterampilan dan pengembangan potensi diri. Pendidikan didasari atas dorongan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berdampak positif terhadap pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Tujuan pendidikan di indonesia sejatinya sudah tertuang dalam UUD 1945 pada alenia ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan melalui pendidikan dapat terkualifikasi dan memiliki kompetensi yang baik. Jika SDM memiliki kualifikasi yang baik, maka pasar tenaga kerja pun akan mampu menyerap mereka dengan baik. Oleh karena itu, terlihat jelas bahwa pendidikan memiliki korelasi dengan keadaan sosial di Indonesia. Artinya, jika partisipasi pendidikan terus meningkat maka potensi kesejahteraan pun juga turut meningkat dan SDM yang berkualitas akan menjadi kekayaan negara dalam memenangkan persaingan global dunia.

Sejauh ini, pendidikan masih dipercaya sebagai pusat pengembangan kapasitas SDM dan pembangunan berkelanjutan. Alur berpikir  yang umum digunakan ketika dihadapkan pada topik mengentaskan kemiskinan. Pendidikan dapat menciptakan manusia yang berkualitas. Semakin tinggi pendidikan seseorang jaminan kualitas pun bertambah, maka peluang mendapat pekerjaan dengan upah yang lebih tinggi lebih terbuka. Dengan upah yang lebih tinggi maka standar dan kualitas hidup yang dijalani lebih layak. Artinya masyarakat akan berkesempatan luas untuk terlepas dari jeratan kemiskinan.

Gary Becker, Edward Denison, dan Theodore Schultz (dalam Tobing, 2001), menjelaskan proses dimana pendidikan memiliki pengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi. Argumen yang digunakan dalam teori ini adalah manusia yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan memiliki pekerjaan dan upah yang lebih baik dibanding yang pendidikannya lebih rendah. Apabila upah mencerminkan produktivitas maka semakin banyak orang memiliki pendidikan tinggi, semakin tinggi produktivitas dan hasilnya ekonomi nasional akan tumbuh lebih tinggi.

Realisasi pendidikan di indonesia masih banyak mengalami tantangan yang berat dalam menghadapi arus modernisasi, berikut fenomena-fenomena pendidikan yang terjadi di indonesia saat ini:

1.     Masyarakat masih Tabu terhadap Pendidikan

Masyarakat indonesia pada umumnya masih menganggap pendidikan merupakan hal yang kurang menjanjikan untuk masa depan. Contohnya, para orang tua lebih menganggap pendidikan sebatas formalitas dan hanya menghabiskan biaya mahal saja yang berujung pengangguran. Para orang tua lebih memilih memberikan “Pakan” bukan “Pancing” yaitu Memberikan modal harta bukan modal invetasi pendidikan. Meandset ini harus di ubah dari sekarang mengenai tabunya pendidikan dimata masyarakat apalagi di daerah yang Index Pembangunan Manusia (IPM)  nya rendah.

2.     Pengalokasian Dana Pendidikan dan Penerima Beasiswa

Pembangunan SDM yang berkualitas membutuhkan dana yang sangat besar. Total anggaran dana pendidikan saat ini sudah mencapai Rp.441 Triliun (DetikFinance.com). Namun, alokasi anggaran dana pendidikan yang diberikan oleh pemerintah tak memberikan dampak yang signifikan. Alokasi 20% dari total APBN jumlah yang digunakan daerah untuk gaji dan tunjangan guru jauh lebih besar dibanding alokasi untuk pembangunan prestasi anak bangsa maupun perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia.

Dana pendidikan di indonesia masih sangat kurang dibandingkan negara-negara lain seperti jepang dan singapura. Negara-negara tersebut sudah mewajibkan warga negaranya untuk wajib berpendidikan sampai sarjana dengan dibiayai oleh negara melalui dana pendidikan. Negara yang maju akan dihuni oleh orang-orang yang berkualitas. Hal ini menjadi tugas yang berat ketika dana pendidikan yang dianggarkan masih jauh dari harapan karena habis untuk biaya gaji dan lain-lain saja. Disisi lain, Beasiswa merupakan fasililitas yang diberikan melalui dana pendidikan kepada generasi muda berprestasi yang kurang mampu dari segi biaya. Namun, masih  terlihat kurangnya bidikan/ sasaran yang tepat terhadap penerima beasiswa.

3.     Minimnya Skill dan keterampilan

Dalam menghadapi persaingan global, masyarakat indonesia masih dihadapkan persoalan minimnya skill/keterampilan dibidang tertentu. Skill dan keterampilan sangat diperlukan bagi masyarakat dalam mengurangi jumlah pengangguran yang semakin banyak, terlebih saat ini memasuki zaman revolusi industry 4.0 notabene nya sudah memasuki dunia teknologi serba canggih. OPen diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan baik dari system, tenaga pendidik dan fasilitas pendidikan agar dapat mampu menciptakan lulusan-lulusan yang berkompeten dibidang nya dan mampu bersaing menghadapi kemajuan zaman.

A.    Tantangan dan Peluang

1.     Tantangan

Kemajuan di zaman revolusi industry 4.0 mengubah banyak hal terhadap kehidupan masyarakat. Pengetahuan dan teknologi telah masuk ke negara indonesia dengan cepat misalnya dalam memesan taksi, pesawat, makanan dan lain-lain dapat dilakukan dengan jarak jauh.

Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana mempersiapkan penduduk usia kerja dengan memberi pendidikan dan keterampilan serta magang kerja sebelum memasuki lapangan kerja. Generasi muda yang berpendidikan tinggi perlu dipersiapkan dengan keterampilan kerja sehingga outputnya dapat produktif dan siap menghadapi persaingan global.

2.     Peluang

Di zaman Generasi millennial atau generasi Y ini merupakan generasi muda sangat di untungkan dan di unggulkan dari pada zaman sebelumnya yaitu generasi X. Generasi Y  sarat dengan memanfaatkan teknologi canggih. Eksistensi tersebut menjadi harapan positif dan tumpuan masa depan sebuah bangsa.

Penduduk yang berusia muda dan produktif dapat berpeluang mengembangkan usaha-usaha yang saat ini telah bermunculan seperti perusahaan start up, e-commerce, toko online dan lain-lain. Namun, dalam menjalankan usaha tersebut perlu keterampilan-keterampilan tertentu yang harus di tingkatkan agar kedepan generasi ini dapat menyesuaikan perkembangan zaman dan menciptakan inovasi baru dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi.

Pemerintah pusat dan daerah perlu memfasilitasi dan mendorong lembaga-lembaga pendidikan dan lembaga pelatihan berbagai keterampilan sehingga mampu menghasilkan tenaga-tenaga terampil untuk memasuki lapangan pekerja, tidak menambah jumlah kemiskinan dan bahkan memperluas lapangan pekerjaan.

B.    OPen (Optimalisasi Pendidikan) Menuju Indonesia Emas 2045

Pendidikan harus ditanamkan pada masyarakat khususnya masyarakat desa pedalaman yang masih meragukan pendidikan sebagai ladang investasi terbaik dimasa depan. Pendidikan akan berguna bagi generasi bangsa untuk menghadapi kemajuan zaman yang semakin canggih bahkan persaingan dunia semakin ketat dengan masuknya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Dalam menuju indonesia Emas mestinya kita persiapkan dari sekarang, emas yang berarti masa kejayaan indonesia.

 Gambar 1.1

Skema OPen Menuju Indonesia Emas 2045

 

Sumber: Penulis, 2020

1.     Sumber Daya Manusia yang Berkualitas

Pada gambar 1.1 upaya mempersiapkan SDM berkualitas perlu dilakukan pemerintah pusat dan daerah bersama lembaga pendidikan serta masyarakat secara sinergis membangun bersama dengan upaya sebagai berikut:

a.     Meningkatkan Rasio Masyarakat Berkesadaran Tinggi Pendidikan

Dalam menyelamatkan generasi muda dimulai dari kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan. Pendidikan menjadi solusi terhadap permasalahan mengenai kemiskinan sampai saat ini belum teratasi. Meskipun banyaknya program-program dari pemerintah dalam upaya mengentaskan kemiskinan meliputi bantuan sosial, bantuan raskin dan lain-lain masih dianggap belum efektif dalam pengentasan kemiskinan.

Pertumbuhan ekonomi yang baik dapat tercemin dari masyarakat yang rata-rata menempuh pendidikan tinggi serta dibekali keterampilan yang mumpuni di bidangnya. Rasio masyarakat dapat terus meningkat ketika masyarakat menyadari pentingnya generasi muda dalam menghadapi tantangan global.

b.     Pengelolaan Dana pendidikan dan Sasaran Penerima Beasiswa

Pemerintah pusat dan daerah harus merencanakan penggunaan APBN/APBD dengan politik anggaran yang bisa mendongkrak tingkat pendidikan. Dana pendidikan murni 20% harusnya tidak termasuk gaji guru dan PNS melainkan terfokus untuk peningkatan prestasi anak bangsa dan kualitas pendidikan.

Dana pendidikan tercermin dari perencanaan dan pengelolaan dana yang baik.  Penggunaan dana pendidikan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang ingin menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Maka dana pendidikan dapat tersalurkan dengan tepat sasaran dan  sesuai dengan kondisi kebutuhan masyarakat saat ini.

c.     Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan merupakan tempat produksi pengetahuan. Tugas untuk mengkreasikan model pendidikan dalam menyiapkan SDM berkualitas, pelatihan ketrampilan kerja, pendidikan moral, kemampuan berbahasa asing dan lain-lain. Tenaga kerja dipersiapkan melalui pelatihan-pelatihan, magang kerja dan yang tidak kalah pentingnya adalah pendidikan moral/ahlak seperti kejujuran, disiplin, etos kerja dan lain-lain.

2.     Pembangunan Karakter (Character Building)

Karakter merupakan pendukung utama dalam pembangunan bangsa. Soekarno (Soedarsono, 2009) mengatakan: “Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter (character building). Character building inilah akan membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju dan jaya serta bermartabat.

Pembangunan karakter yang dilaksanakan dengan terencana dan baik serta berkelanjutan menciptakan SDM yang berkualitas yang berpengetahuan dan bijaksana sesuai dengan tuntutan zaman revolusi industry 4.0. Pembangunan karakter terintegrasi dalam seluruh hidup dan kehidupan masyarakat.

Karakter bangsa indonesia adalah Pancasila. Dalam penerapan nilai kehidupan sehari-hari pancasila masih dianggap relevan dalam menghadapi arus globalisasi dan modernisasi.

Pada tahun 2045 Indonesia optimis akan menjadi negara maju. Ketika suatu negara sudah maju, seringkali lupa terhadap identitasnya. Maka pancasila tetap harus dipertahankan sebagai identitas bangsa indonesia agar terhindar dari paham liberalisme.

3.     Bonus Demografi Indonesia

Pada tahun 2020-2030, bangsa Indonesia akan mendapat Bonus Demografi atau bonus kependudukan. Komposisi penduduk Indonesia pada tahun 2020-2030 adalah penduduk dengan usia produktif sangat besar, sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak.

Penanggulangan kemiskinan melalui pembangunan menjadi salah satu fokus Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Bonus demografi yang diprediksi akan terjadi dalam rentang waktu tahun 2020-2030 harus diimbangi dengan peningkatkan kualitas SDM dalam bidang pendidikan. Dalam hal ini, para generasi muda dapat berkontribusi dalam penanggulangan kemiskinan.

Bonus Demografi ini akan menguntungkan bagi pembangunan Indonesia apabila modal sumber daya manusia (SDM) dapat dipersiapkan dengan baik, sebaliknya bisa menjadi bencana apabila pemerintah dan masyarakat tidak mengantisipasi dengan melakukan langkah-langkah persiapan yang mendasar yaitu meningkatkan kualitas SDM melalui OPen.

Gambar 1.2

Era Bonus Demografi Indonesia 2030

 

 Sumber: Penulis, 2020
 

Sumber daya manusia dan infrastruktur harus bersama-sama sinergi dalam mewujudkan pembangunan indonesia yang efektif. Di sisi lain, SDM merupakan pondasi yang utama dalam pembangunan indonesia sebab yang mengelola sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Peran SDM yang berkualitas sangat diperlukan dalam mengelola kekayaan alam yang dimiliki oleh indonesia.

Infrastruktur merupakan bagian dari pembangunan indonesia. Namun, masyarakat masih beropini pembangunan berarti berwujud “fisik” yaitu Infrastruktur, padahal infrastruktur hanya sebagai penunjang operasional.

Pembangunan di indonesia dikatakan berhasil bukan dari segi banyaknya bangunan yang didirikan, jalan tol dibangun, ataupun gedung-gedung dibangun. Tetapi pembangunan dapat di lihat dari kedua sisi yaitu kualitas dan kuantitasnya. Pembangungan dikatakan berhasil yaitu dapat menjaga keseimbangan alam yang efektif dan efisiensi untuk masyarakat indonesia.

4.     Tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs)

Tujuan SDGs meliputi 17 program hingga rentang waktu sampai tahun 2015-2030 yang merupakan lanjutan dari pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2000-2015. Dengan SDM yang berkualitas dan produktifnya usia muda (Bonus Demografi) Indonesia dan pengentasan kemiskinan bagian dari agenda pembangunan berkelanjutan dapat terwujudkan.

Konsep pembangunan berkelanjutan dianggap sebagai jawaban untuk mengatasi dampak negatif pembangunan. Konsep ini sudah ada sejak tahun 80-an sebagai respon terhadap tantangan ekonomi dan sosial, dengan memberikan perhatian terhadap lingkungan dan konservasi sumber daya alam (UNESCO, 2011).

Pendidikan dapat mempercepat pembangunan berkelanjutan, karena melalui cara ini persepsi, perilaku dan sikap akan berubah. Konsep Education for Sustainable Development (ESD) atau Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB) muncul sebagai jawaban untuk mencapai pembangunan yang dicita-citakan. Konsep ini melibatkan semua pihak secara global untuk memberikan kontribusi dan perubahan ke arah yang lebih baik.

C.    Menuju Indonesia Emas 2045

Tahun 2045 adalah tahun penggenapan 100 tahun Indonesia merdeka. Keadaan Indonesia tahun 2045 akan ditentukan oleh tahun-tahun sebelumnya, dan jika dideskripsikan adalah merupakan suatu prediksi berdasarkan fenomena-fenomena global setiap abad dan segala tuntutannya.

OPen dapat menjawab tuntutan tersebut dan menjadi peran peting dalam mempersiapkan indonesia menuju kejayaan indonesia pada tahun 2045. Persiapan dalam menuju tahun keemasan tersebut diantaranya ialah mempersiapkan SDM yang berkualitas, infrastruktur, kualitas kelembagaan dan kebijakan pemerintah.

SDM yang berkualitas akan berdampak kepada kemajuan negara untuk meningkatkan perekonomian di negara Indonesia. Bangsa yang berkualitas dapat terwujud dengan adanya kolaborasi antara masyarakat, pemerintah dan pihak swasta sehingga terciptanya good governance.

Strategi meningkatkan SDM yang berkualitas melalui OPen diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang terjadi dengan pendidikan karakter, memaksimalkan dana pendidikan dan sasaran penerima beasiswa, memanfaatkan bonus demografi serta meningkatkan skill dan keterampilan sehingga masyakarat yang berkualitas dapat terwujud dan kemiskinan dapat teratasi dengan sendirinya.

Investasi dibidang pendidikan memperoleh kesempatan untuk berkompetisi guna mendapatkan kesempatan penghidupan yang lebih baik di masa depan dan turut terlibat dalam proses pembangunan. Pendidikan bukan hanya untuk menghasilkan orang pintar tetapi juga membangun karakter yang baik dan keterampilan kerja di berbagai bidang tertentu sesuai dengan kebutuhan zaman. Dengan pendidikan yang terprogram dan menjangkau target SDGs, maka pendidikan menjadi instrumen paling efektif untuk memotong mata rantai kemiskinan di Indonesia menuju Kejayaan Indonesia Emas Tahun 2045.

 

REFERENSI

 

Ambarita, Biner. Pembangunan Karakter Menuju Generasi Emas Tahun 2045. Universitas Negeri Medan.

Fitrian, Rizka. 2017 “Peran Pendidikan dalam Mewujudkan Indonesia Emas”.  Departemen Gama Cendekia Coorperation. https://gc.ukm.ugm.ac.id/2017/08/peran-pendidikan-dalam-mewujudkan-indonesia-emas/ (Di akses pada tanggal 24 Juni 2020)

Machmoed, Zain. “Reformasi Pengentasan Kemiskinan: dari Pendekatan Ekonomi ke Pendekatan Kesejahteraan”. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, Th XII, No 4, Oktober 1999, 79-96.

Manusia Dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di Kecamatan Nusa Penida. Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol. 18, No. 2.  Bali: Universitas Udayana.

Muskabe, Herman dkk. Menyongsong Bonus Demografi 2020-2030 Peluang dan Tantangan Generasi Muda NTT. http://chmk.ac.id/wp/menyongsong-bonus-demografi-2020-2030/ (Di akses pada tanggal 24 Juni 2020)

Nanto, Rio. 2017 Pendidikan Generasi Muda dan SDGs 2030. KMK Ledalaero. http://www.dawainusa.com/pendidikan-generasi-muda-dan-sdgs-2030/ (Di akses pada tanggal 24 Juni 2020)

Prasetyo Sutanto, Hari. Education For Sustainable Development in West Nusa Tenggara. Jurnal. Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri.

Setyadhi Mustika ,Made Dwi.  2013. Analisis Strategi Peningkatan Kualitas Sumber Daya.

Simorangkir, Eduardo.  “Dana Pendidikan Lebih Banyak untuk Gaji Ketimbang Bangun Sekolah”. DetikFinance. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3738100/dana-pendidikan-lebih-banyak-untuk-gaji-ketimbang-bangun-sekolah (Di akses pada tanggal 20 Juni 2020)

 

 

 

 

 

 

KAMPANYE PENYELAMATAN IKAN HIU

Foto: Google Oleh : Esa Septian Negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki 17.504 pulau yang masing...