PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menjadi seorang pemimpin bukanlah perkara yang mudah, namun banyak diantara kita yang berkeinginan menjadi pemimpin. Kepemimpinan sendiri mengandung arti proses mempengaruhi orang lain sehingga yang dipengaruhi mau mengerti arahan sang pemimpin. Menyadari peran pemimpin yang sangat sentral dalam organisasi, para ahli berusaha melakukan berbagai macam penelitian untuk mendapatkan kriteria-kriteria pemimpin yang terbaik. Dengan memiliki kriteria tersebut pemimpin akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik.
Pemimpin yang ideal diharapkan mampu mengembangkan suatu sumber daya manusia pada organisasi serta menyadari bahwa amanah yang di percaya oleh bawahannya untuk dapat mengemban tugas yang dipercaya dengan baik dan memberikan pengaruh yang kuat untuk menggerakkan bawahannya agar berusaha mencapai tujuan organisasi.
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. PEMIMPIN YANG IDEAL DAN CARA MENGGAPAINYA
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
a. Kesehatan
- Sehat Jasmani
Pemimpin Ideal berupa pendengaran, penglihatan dan lisan, agar ia dapat langsung menangani tugas kepemimpinan. Normal (tidak cacat), yang tidak menghalanginya untuk bergerak dan bereaksi. Dan memiiki metabolisme daya tahan tubuh yag kuat agar dapat menangani permasalahan organisasi dengan kuat. Cara menggapainya yaitu dengan membiasakan pola hidup sehat, sering berolahraga dan memakan makanan 4 sehat 5 sempurna. Seperti yang terkandung dalam tubuh manusia cairan membutuhkan minum yang banyak dan padat berupa karbohidrat, protein, buah-buahan dan sayur-sayuran.
- Sehat Rohani
Perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan bawahannya. Fungsinya Pengembangan, Kesehatan mental berfungsi untuk mengembangkan individu agar terhindar dari kecemasan, yang mana apabila kecemasan yang berlebihan itu akan menyebabkan gangguan jiwa. Sehingga apabila individu itu terhindar dari kecemasan-kecemasan, maka akan menimbulkan rasa aman.Dengan cara menggapainya ialah Membina jiwa agar tidak terkena gangguan mental / jiwa, sehingga tercipta rasa aman, diterima dalam lingkungannya, dan lain-lain.
b. Kecerdasan
Menurut Nggermanto
(2002) mengatakan bahwa IQ menentukan sukses seseorang sebesar 20 persen,
sedangkan EQ memberikan kontribusi 80 persen. Kecerdasan emosi seseorang dapat
dikembangkan lebih baik, lebih menantang
dan lebih prospek dibanding IQ. Kecerdasan emosi dapat diterapkan secara luas
untuk bekerja, belajar, mengajar dan lainlain. Lebih jauh lagi, pengembangan EQ
membuka pintu bagi kemajuan kecakapan manusia yang lebih substansial yaitu
kecerdasan spiritual (SQ).
- Intelectual Quotient (IQ)
Kecerdasan intelektual seseorang berasal dari sejak ia lahir maka dari itu kecerdasan intelektual seseorang berbeda dan tidak dapat di ubah. Kecerdasan Intelektual, kecerdasan ini berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, perencanaan, dan keberanian untuk bertindak terhadap semua kewajibannya. Dwijayanti (2009) mengatakan bahwa kecerdasan intelektual adalah kemampuan yang di butuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental berpikir, menalar dan memecahkan masalah pada kecerdasan emosional.
Dalam perkembangannya kecerdasan intelektual (IQ) tidak selalu menjamin seorang bisa menjadi seorang pemimpin yang baik. Nilai IQ tinggi tidak menggiring seseorang akan menjadi seorang pemimpin yang disegani. Kecerdasan intelektual memang diperlukan seorang pemimpin untuk menangkap gagasan-gagasan yang muncul, dan mencari pemecahan masalah secara logis, serta melahirkan ide-ide segar yang inovatif dan berbeda.
- Emotional Quotient (EQ)
Kecerdasan Emosional. Davies (Casmini, 2007: 17) menjelaskan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan emosi dirinya sendiri dan orang lain, membedakan satu emosi dengan lainnya dan menggunakan informasi tersebut untuk menuntun proses berpikir dan berperilaku seseorang.
Daniel Goleman (Hariwijaya, 2005: 7) mengungkapkan bahwa kecerdasan emosi adalah (1) Kemampuan seseorang untuk mengenali emosi pribadinya sehingga tahu kelebihan dan kekurangnnya (2) Kemampuan sesorang untuk mengelola emosi tersebut (3) Kemampuan seseorang untuk memotivasi dan memberikan dorongan untuk maju kepada diri sendiri (4) Kemampuan seseorang untuk mengenal emosi dan kepribadian orang lain (5) Kemampuan seseorang untuk membina hubungan dengan pihak lain secara baik. Jika kita memang mampu memahami dan melaksanakan kelima wilayah utama kecerdasan emosi tersebut, maka semua perjalanan bisnis atau karier apapun yang kita lakukan akan lebih berpeluang berjalan mulus.
Kecakapan emosional mencakup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri. Sehingga untuk menghadapi berbagai bentuk tantangan zaman maka dibutuhkanlah kecerdasan emosional yang menjadi penyeimbang kecerdasan intelektual yang dimiliki oleh seorang generasi penerus bangsa.
Pada intinya kecerdasan emosional terdapat pada tingkat kedewasaan seseorang atau tingkat kesetabilan pemmpin untuk dapat mengendalikan emosinya sehingga mampu menyelesaikan masalah yang terjadi. Cara menerapkan kecerdasan emosional diantaranya:
· Kesadaran diri. Pemimpin harus memahami dengan benar apa yang dirasakan rakyat/karyawannya dimanapun dan kapanpun, kemudian menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sen- diri. Disamping itu, Ia perlu memiliki tolok ukur yang realistis atas ke- mampuan diri sendiri serta adanya kepercayaan diri yang kuat;
· Pengaturan diri. Ia mampu menangani atau mengelola emosinya sedemikian sehingga berdampak positip kepada pelaksanaan fungsi dan tugasnya, peka terhadap kata hati atau nurani, dan sanggup me- nunda kenikmatan/keuntungan yang menjadi haknya, sampai berhasil tercapainya suatu sasaran, atau mampu pulih kembali dari tekanan emosi;
· Motivasi. Mampu menggunakan hasratnya yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun dirinya menuju sasaran, membantu mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif atas orang-orang lain, serta mampu bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi;
- Spiritual Quotient (SQ)
Kecerdasan Spiritual. Taylor (1997) menjelaskan spiritual adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan hubungan seseorang dengan kehidupan nonmaterial atau kekuatan yang lebih tinggi. Kemudian O’Brien (1999 dalam Blais, 2007) mengatakan bahwa spiritual mencakup cinta, welas asih, hubungan dengan Tuhan, dan keterkaitan antara tubuh, pikiran, dan jiwa. Spiritual juga disebut sebagai keyakinan atau hubungan dengan kekuatan yang lebih tinggi, kekuatan pencipta, Ilahiah, atau sumber energi yang tidak terbatas.
Spiritual berkaitan dengan keyakinannya terhadap tuhan bahwa hidup ini adalah anugrah tuhan memberikan hkmah dibalik musibah yang terjadi terdapat anugrah yang tuhan berikan kepada manusia yang dapat memaknai hidup.
- Hati Nurani
Nurani adalah Sumber utama hati. Mempunyai rasa kepekaan, kesadaran dan menghargai orang lain. Cara menumbuhkan hati nurani:
Pengetahuan Mengerti Kesadaran
2. Latar Belakang Sosial
Latar belakang sosial terdiri dari riwayat hidup dari seorang pemimpin:
- Jenis Kelamin
Jenis kelamin menjadi suatu pertimbangan untuk memlih manakah yang di cocok untuk dijadikan pemimpin yang idela, sebenarnya hal ini adalah mutlak laki-laki ataupun perempuan di dasarkan kepada kelayakannya untuk menjadi seorang pemimpin yang ideal.
- Pendidikan Formal dan non formal
Pemimpin yang ideal yang menjadi tolak ukur sebagai seorang pemimpin di lihat seberapa tinggi pendidikan pemimpin tersebut baik pendidikan formal maupun non formal. Maka cara untuk menjadi seorang pemimpin yang ideal di penuhi dari latar belakang pendidikan yang pernah atau di jalani saat ini.
- Pengetahuan
Selain pendidikan pengetahuan atau wawan seorang pemimpin menjadi hal yang penting untuk dipertimbangan dengan memiliki pengetahuan yang luas dapat memimpin suatu organisasi dengan baik.
- Keahlian dibidangnya
Seorang pemimpin yang ideal dapat terlihat dari kemampuan atau keahlian yang dimiliki untuk memimpin bawahannya.
- Pengalaman
Pemimpin-pemimpin yang memiliki pengalaman yang banyak menjadi suatu keunggulan untuk diharapkan menjadi seorang pemimpin yang ideal mampu membawa organisasinya tersebut dengan pengalaman-pengalaman yang pernah ia jalankan.
3. Karakter Pemimpin Yang Ideal
Karakter merupakan sifat atau watak dari seorang pemimpin yang ideal terbagi dalam 2 bagian yaitu dalam dan luar. Seorang pakar menyebutkan "character is values in action". Artinya, karakter adalah nilai-nilai yang mewujud dalam bentuk tindakan-tindakan riil sehari-hari.
Karakter pemimpin tercermin dari akumulasi ucapan, pikiran dan tindakan yang konsisten dalam kurun waktu yang panjang. Sukses seorang pemimpin ditentukan oleh pilihan-pilihan dan tindakan-tindakan yang ia ambil dalam menyikapi dan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi organisasi. Pilihan dan tindakan itu diambil berdasarkan nilai-nilai moral dan etika yang ia yakini. Sukses seorang pemimpin sangat diwarnai oleh karakter dari si pemimpin yang merupakan esensi dasar kesuksesan kepemimpinan.
- Sifat atau karakter pemimpin yang ideal
1. Taqwa
a. Menjalankan perintah tuhan
b. Menjauhi larangannya
Muncul lah perilaku buah dari ibadah
2. Harga diri(menghargai
a. Membiasakan diri untuk tidak mudah tersinggung
b. Menunjukan kepada orang lain anda perlu diperhitungkan
c. Menghindari peluang utk dilecehkan.
3. Kemauan kuat
a. Membiasakan diri utk menyelesaikan sesuatu dg tuntas
d. Hidup sehat
4. Ketekunan
a. Belajar sabar
b. Latihan konsentrasi
5. Ketangguhan
a. Jasmani ( olahraga,istirahat,gizi baik )
b. Rohani ( pertebal iman )
6. Efektif dan efesien (Hasil dan perbandingan hasil)
a. Orientasi pada tujuan
b. Hemat
c. Cermat
d. Menghindari hal yg tidak perlu
7. Percaya diri
a. Mengenal kemampuan
b. Optimis
c. Iman sebagai sumber energi
8. Tanggung jawab (Responsibility. Acountability, legal, moral)
a. Kerjakan secara baik dan benar
b. Amanah yg harus dipertanggungjawabkan kepada pemberi amanah dan Tuhan YME
9. Beberapa cara dapat menumbuhkan pemimpin yang berkarakter yaitu mengembangkan perilaku seperti:
a. Sadar akan diri sendiri ,jujur terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain.
b. Memperlakukan orang lain dalam organisasi atas dasar persamaan derajat.
c. Memiliki rasa ingin tahu dan dapat menerima saran sehingga pemimpin dapat umpan balik dan gagasan-gagasan baru.
d. Bersikap transparan dan mampu menghormati pesaing.
e. Cermat dan tangguh sehingga mampu berkerja secara profesional.
f. Mampu berkomunikasi ,kreatif ,inovatif dan percaya diri.
g. Disiplin adalah hal yang sangat penting untuk dimiliki seorang pemimpin ,disiplin menjadikan seseorang mampu memimpin,karena orang tersebut telah menaklukan dirinya sendiri melalui pendisiplinan.
KARAKTERISTIK PEMIMPIN IDEAL MENURUT KI HAJAR DEWANTARA1. Ing ngarsa sung tuladhan
Ing ngarsa sung tuladhan memiliki arti bahwa seseorang yang berada digaris depan. Dalam hal tersebut pemimpin harus bisa memberikan contoh kepada anggotanya sehingga menjadi panutan. Anggota juga tidak hanya memperhatikan prilaku pimpinannya merupakan memperhatikan sejauh mana nilai-nilai budaya yang telah tertanam dalam diri pimpinan. Misalnya bagaimana cara pimpinan mengatasi masalah, sejauh mana pimpinan berkomitmen terhadap organisasi dan seberapa besar seorang pimpinan mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadinya.
Oleh karena itu, sepatutnya seorang leader memiliki karakteristik-karakteristik yang dapat menjadi teladan untuk para pengikutnya. Leader yang memiliki karisma atau seorang pemimpin yang karismatik akan lebih mudah menjalankan peran ini. Hal ini disebabkan oleh karisma mereka yang dapat menginspirasi para pengikutnya.
2. Ing madya mangun karsa
Ing madya mangun karsamemiliki arti bahwa pemimpin harus bisa menempatkan diri ditengah-tengah anggotanya sebagai pemberi semangat, motivasi dan stimulus agar anggotanya dapat mencapai kinerja yang lebih baik. Jelas bahwa seorang pimpinan harus mampu mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan anggotanya dan memberikan yang terbaik bagi organisasi.
3. Tut wuri handayani
Tut wuri handayani memiliki arti bahwa seorang pimpinan mampu memberikan arahan untuk kemajuan organisasi. Pemimpin harus mampu mengerahkan usaha-usaha anggotanya agar sejalan dengan visi, misidan strategi organisasi yang telah diterapkan.Sebagai dasarnya, leader nilai-nilai organisasi harus tertanam kuat dalam diri masing-masing anggota.
Ketiga filosofi di atas saling berkaitan dan tidak dapat ditinggalkan salah satunya. Sebagai contoh, usaha seorang leader untuk menanamkan nilai-nilai organisasi kepada pengikutnya. Dalam hal ini, seorang leader tidak bisa begitu saja mendorong dan mengarahkan perilaku bawahannya agar sesuai dengan nilai-nilai organisasi (tut wuri handayani). Namun, leader tersebut juga harus mampu memberikan contoh nyata bagaimana nilai-nilai organisasi telah tertanam dalam dirinya (ing ngarsa sung tuladha). Sembari memberi contoh, leader juga harus mengkomunikasikan nilai-nilai tersebut ke tengah-tengah followernya, dan memotivasi mereka untuk bertindak sejalan dengan nilai-nilai itu (ing madya mangun karsa).
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki syarat utama atau beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah dia jujur, amanah, komunikatif dan kecerdasan yang dimiliki yang nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Pemimpin yang efektif adalah tidak sekedar terpengaruh oleh arus perubahan lingkungan. Tetapi ia harus bisa menantang dan menguasai lingkungan dengan jalan mengubahnya menggunakan cara yang mendasar. Namun, rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya.
Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).
Berikutnya ada pula karakteristik ideal seorang pemimpin menurut Ki Hajar Dewantara bahwa pemimpin mempunyai tiga kemampuan yaitu : Ing ngarsa sung tuladhan, pemimpin merupakan seseorang yang berperan berada digaris depan dan harus bisa memberi contoh kepada anggotanya. Ing madya mangun karsa, pemimpin harus mampu menempatkan diri ditengah-tengah untuk memberi motivasi, semangat dan seseorang yang mampu mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan anggotanya. Tut wuri handayani, pemimpin dapat memberi arahan pada anggotanya untuk kemajuan bersama. Pemimpin berkarakter ideal harus mampu menerapkan ketiga filosofi tersebut dalam dirinya, sehingga ketiga jadilah pemimpin yang berkarakteristik ideal.
DAFTAR PUSTAKA
2012. “Sinergitas IQ – EQ – SQ dalam diri seorang Pemimpin”. https://careerhrm.wordpress.com/2012/01/06/sinergitas-iq-sq-eq-dalam-diri-seorang pemimpin/ (Di akses Pada Tanggal 04 Januari 2018)
Drs. Cicuk Kusmarianto, M.PA . 2017. Materi mata kuliah “Kepemimpinan”. Semester 3. STIA”AAN” Yogyakarta.
Hadjar Dewantara,Ki. 2010. “Menuju Manusia Merdeka. Leutika” Books: Jakarta
Media Islam Salafiyyah, Ahlussunnah wal Jama'ah. almanhaj.or.id. https://almanhaj.or.id/2728-pemimpin-ideal.html (Di akses Pada Tanggal 03 Januari 2018)
Muttaqiyathun, Ani. 2010. “Hubungan Emotional Quotient, Intelectual Quotient dan Spiritual Quotient Dengan Entrepreneur’s Performance”. Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta JURNAl MANAJEMEN BISNIS | Vol. 2 No. 3
Tulisan Dharnoto, Jakarta, “Memimpin Dengan Kecerdasan Spiritual”, Majalah Intisari, Agustus 2009, hlm 95-101;
Working with Emotional Intelligence, “Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi”, Daniel Goleman, Alih Bahasa Alex Tri Koentjoro Widodo, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003