A. Tantangan
faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan PT
1. 1. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi pada dunia pendidikan sangat dirasa penting dalam mempengaruhi kemajuan suatu perguruan tinggi untuk bersaing. Dalam penerapannya perkembangan institusi dalam mengembangkan kompetensi perlu menjalankan fungsi pelayanan oleh Perguruan tinggi terhadap masyarakat.
Tidak hanya perusahaan-perusahaan besar kelas dunia yang telah mengalami disrupted (terganggu) dengan hadirnya teknologi masa kini. Perguruan Tinggi pun terancam disrupted bila tidak segera melakukan perubahan dan menyesuaikan peranannya di dunia pendidikan. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat akibat pengaruh kemajuan teknologi membuat beberapa pekerjaan terancam hilang tergantikan dengan jenis-jenis pekerjaan baru sehingga sumber daya manusia harus dipersiapkan untuk menghadapi datangnya era masa depan tersebut.
Beberapa kemajuan teknologi yang memiliki pengaruh besar di dunia pendidikan nantinya paling banyak didominasi oleh hadirnya teknologi informasi. Kurikulum standar yang saat ini masih digunakan akan beralih ke kurikulum modular dimana masing-masing mahasiswa dapat membuat kombinasi modul mata-kuliahnya sesuai kebutuhan unik dari para pemberi kerja melalui modul-modul yang tersedia.
Kuantitas bukan lagi menjadi indikator utama bagi suatu perguruan tinggi dalam mencapai kesuksesan, melainkan kualitas lulusannya. Kesuksesan sebuah negara dalam menghadapi revolusi industri 4.0 erat kaitannya dengan inovasi yang diciptakan oleh sumber daya yang berkualitas, sehingga Perguruan Tinggi wajib dapat menjawab tantangan untuk menghadapi kemajuan teknologi.
2. 2. Kebutuhan pasar dunia kerja
Lulusan pendidikan tinggi belum menjadi jaminan bisa memasuki pasar kerja dan dunia industri. Hal ini antara lain diakibatkan masih adanya kesenjangan kompetensi maupun ketidaksesuaian dengan kebutuhan pasar kerja. Belum membuka lebih banyak pintu bagi dosen, mahasiswa, dan staf untuk berinteraksi langsung dan membangun koneksi dengan stakeholder dunia kerja. Padahal, ini mutlak diperlukan agar terbangun kesepahaman yang komprehensif dari kedua dunia ini tentang kompetensi apa saja yang sebenarnya dibutuhkan oleh pasar dan keahlian apa saja yang mampu diproduksi oleh perguruan tinggi untuk menjawab kebutuhan ini.
Karenanya, perlu dibentuk sebuah sistem yang rapi untuk membangun hubungan dan kolaborasi antara kampus dan pasar secara menyeluruh.
ulusan perguruan tinggi harus mempunyai kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan stakeholder, yaitu harus memenuhi kebutuhan profesional (profesional needs), kebutuhan masyarakat (social needs), kebutuhan dunia kerja (industrial needs) dan kebutuhan generasi masa depan (aspek scientific vision).
3. 3. Disparitas perguruan tinggi PTS/PTN
Potret perguruan tinggi di Indonesia saat ini adalah masifnya fenomena disparitas pendidikan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Disparitas merupakan jurang perbedaan atau ketimpangan dari output perguruan tinggi dalam masyarakat. Razia dari Kemenristek Dikti kepada perguruan tinggi yang mengeluarkan ijazah bodong membuktikan rendahnya etika dan etos bangsa ini. Banyak perguruan tinggi (termasuk negeri sekali pun) menjadi lembaga pencetak ijazah dan bukan lembaga pengembang ilmu.
Semakin banyaknya PT, menjaditantangan sendiri bagi STIA untuk tetap eksis dalam dunia pendidikan. STIA harus diperbarui, bukan sekedar sebagai “pabrik sarjana”, menerima mahasiswa sebanyak mungkin atau membangun fasisilitas fisik. Perguruan tinggi mesti luwes dan tidak terdikte oleh kebutuhan pasar. Perguruan tinggi harus menjadi lembaga pendidikan yang merupakan bagian dari kebudayaan bangsa.
4. 3. Prospek lulusan alumni yang belum bekerja
Besarnya tingkat pengangguran cenderung diakibatkan oleh ketidakcocokan antara profesi yang dimiliki para pekerja dengan bidang pekerjaannya. Inilah yang selama ini dikomplain oleh pihak industri/ perusahaan mengenai keterampilan (skills) yang masih kurang mumpuni/memadai terhadap sejumlah calon pegawai khususnya dari alumni perguruan tinggi. Di sisi yang lain, pasar kerja membutuhkan kombinasi berbagai skills yang berbeda untuk menghadapi ketatnya tingkat persaingan antar produk di era revolusi industri saat ini.
B. Faktor
internal yang mempengaruhi perkembangan faktor eksterna PT
1. 1. Kualifikasi Dosen
Dosen memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Kualifikasi dosen bermutu, mulai dari proses rekruitmen, kecukupan rasio dosen dengan mahasiswa, sistem pengembangan SDM, pelaksanaan kegiatan penelitian ilmiah akan mencetak mahasiswa yang bermutu. Merekrut dosen yang berkualitas seperti mempunyai sertifikasi dosen dapat mencetak lulusan yang berkompeten di bidangnya.
2. Relevansi Kurikulum Pembelajaran dengan dunia kerja rekonstruksi kurikulum pendidikan tinggi yang responsif terhadap revolusi industri juga diperlukan, seperti desain ulang kurikulum dengan pendekatan human digital dan keahlian berbasis digital.
Pasar lebih mudah menyampaikan kebutuhannya secara detil kepada kampus. Kampus juga lebih mudah memahami apa yang dibutuhkan pasar dan bagaimana mengarahkan serta mengembangkan kurikulum dan proses belajar-mengajar hingga terjadi kesesuaian antara “demand” pasar dan “supply” sumber daya manusia (SDM). Jadi, keterlibatan pasar tidak terbatas pada “career fair”. Di AS, selain career fair, kampus memfasilitasi pelaku dunia kerja untuk memberi kuliah umum atau spesfik di kampus, menjadi panelis dalam temu-ramah dengan mahasiswa, memberi pelatihan bagi mahasiswa via kompetisi di internal kampus, dan keterlibatan praktis lainnya. Semua ini tersusun apik dalam sistem yang membuka ruang selebar-lebarnya bagi pasar dan kampus untuk bertemu, berbicara, dan menjalin hubungan. Tak heran jika kampus mendapat permintaan langsung dari otoritas pasar agar mengirim mahasiswa atau alumninya untuk memainkan keahliannya di tempat mereka.
3. Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Perguruan tinggi
Sistem informasi dan teknologi informasi memiliki peran penting dalam pengembangan mutu pendidikan tinggi. Unggul dari segi bisnis (promosi) pengembangan kampus, perbaikan dan efektivitas kinerja organisasi. Persaingan perguruan tinggi meuntut untuk memperbaharui wesbsite, akun sosial media dalam mempromosikan kampusnya sendiri. Karena sekarang informasi dapat dengan mudah menyebar melalui internet
.
4. 2. Kompetensi keahlian/ Soft Skill mahasiswa
Adapun kualifikasi utama calon pekerja yang dibutuhkan pasar kerja/ industri antara lain: sikap positif dalam bekerja, keterampilan komunikasi, keterampilan teknis, keterampilan menulis, berbahasa Inggris, keterampilan dalam memecahkan permasalahan, keterampilan dalam membaca situasi dan kondisi, keterampilan komputer, dan soliditas antar tim.
Sarjana lulusan perguruan tinggi agar tidak hanya mengandalkan ijazah dalam mencari pekerjaan, tetapi juga harus memiliki kompetensi dan keterampilan kerja yang baik. Kalau ini yang dimiliki, maka begitu lamar pekerjaan pasti langsung diterima perusahaan atau yang menyiapkan pekerjaan.
C. Strategi yang
ditempuh untuk mengembangkan PT
1. 1. Pengembangang Program Program Akademik menuju Lulusan yang Bermutu.
Memasuki era globalisasi sekarang ini, penyelenggaraan pendidikan tinggi nasional sedang dan akan menghadapi sejumlah permasalahan. Diantara, permasalahan tersebut adalah gejala semakin menguatnya arus globalisasi, pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan perubahan arah kebijakan pendidikan, khususnya Pendidikan Tinggi.
Dalam kaitanya dengan strategi yang ditempuh oleh perguruan tinggi (PTN & PTS) dalam memenangkan persaingan antara perguruan tinggi, terutama dalam menjaring calon mahasiswa, terdapat kecendrungan bahwa masing-masing perguruan tinggi akan bersikap lebih proaktif, terutama dalam membangun berbagai jaringan ( networking) dengan berbagai institusi untuk berbagai keperluan, baik pendidikan, penelitian, maupun pengabdian pada masyarakat. Konsekuensinya adalah bila PTS tidak siap dengan langkah-langkah serupa, maka dapat diperkirakan bahwa PTS akan selalu tertinggal dibelakang dan tak mampu mengakses berbagai resources yang ada diberbagai institusi.
Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian di dalam perumusan rencana strategis adalah kondisi internal institusi sendiri, baik dalam kaitanya dengan kekuatan dan kelemahan maupun langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kekuatan dan mengurangi kelemahan. Oleh karena itu, perlu mengidentifikasi secara lebih cermat dan jujur kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan tersebut dalam bentuk evaluasi diri, sehingga dapat merumuskan strategi yang tepat untuk mengoptimalisasikan kekuatan dan meminimalisasikan kelemahan tersebut. Evaluasi diri dibagi dalam empat kajian yakni evaluasi sumber daya manusia dan sistem manajeman SDM, evaluasi sistem infrastruktur dan fasilitas lainya, evaluasi sumberdaya finansial dan manajemen keuangan, serta evaluasi program akademik dan penjamin mutu.
2. 2. Kualitas Akademik
Salah satu tolok ukur kualitas perguruan tinggi adalah daya saing lulusan dalam pasar kerja. Untuk dapat menghasilkan lulusan yang mampu memenangkan persaingan-persaingan pasar kerja, sekurang-kurangnya di tingkat lokal, dan harus mampu menghasilkan lulusan yang memiliki standart kualifikasi nasional dan regional, maka perguruan tinggi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Prioritas Program Peningkatan Kompetensi Dosen dan Metode Pembelajaran.
1) Meningkatkan jumlah dosen untuk mengikuti berbagai kursus pembelajaran secara berjenjang dan berkelanjutan untuk menunjang proses pembelajaran kreatif, innovatif, dan menarik.
2) Meningkatkan sarana-prasarana pembelajaran yang menunjang proses pembelajaran yang kreatif, innovatif, dan menarik
3) Mendorong dosen untuk menyusun bahan ajar.
b. Prioritas Program Peningkatan Kualitas Lulusan
1. Mengikut sertakan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan pelatihan, penelitian, jurnalistik, seminar dan berbagai lomba karya ilmiah.
2. Menyusun desain pembelajaran yang mendorong mahasiswa menulis dan menyajikan gagasan secara sistematik.
3. Menetapkan standar kompetensi lulusan pada tingkat nasional dan internacional
4. Melembagakan kegiatan lomba karya ilmiah, karya innovatif, dan kreatif secara terprogram dan terintegrasi dengan perkuliahan.
5. Mengikut sertakan mahasiswa dalam berbagai macam perlombaan seperti lomba essay, debat antar mahasiswa dan sebagainya.
Penulis: Esa Septian