Koreksilah Diri kita Sendiri
Apakah
banyak bersalah kepada Allah, sering membuatNya murka, dan tidak mengindahkan
nasehat-nasehatNya dengan banyak melakukan dosa dan maksiat.
Kadang-kadang
Allah karena kasih sayangNya kepada seorang hamba, Dia memberi hamba tersebut
kesusahan dan keresahan setelah dia berbuat maksiat dengan maksud agar segera
kembali dan bertaubat kepadaNya.
Kesusahan
yang ditimpakan kepada hamba tersebut dimaksudkan agar dia kembali ke jalan-Nya
dan mengetahui hakikat kehidupan dunia yang fana ini lalu mengambil keputusan
untuk mengisi hidup dan menghabiskan umur dengan cara yang diridhaiNya.
Allah
berfirman :
{وَلَنُذِيقَنَّهُمْ
مِنَ الْعَذَابِ الْأَدْنَى دُونَ الْعَذَابِ الْأَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ
يَرْجِعُونَ} [السجدة: 21]
- “Sesungguhnya Aku mencicipkan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), Mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar dengan bertaubat )” …. (As-Sajdah: 21)
Dosa
yang dimaksud adalah semua dosa, baik dosa karena tidak melaksanakan perintah
maupun melanggar larangan.Tidak membedakan apakah dosa tersebut sudah dilakukan
maupun direncanakan, yang dilakukan sembunyi-sembunyi maupun dilakukan
terang-terangan, yang diketahui dengan jelas bahwa itu adalah dosa maupun yang
hanya dikhawatirkan termasuk dosa.
Jangan
sampai merasa diri bersih dan suci karena Allah melarang hal itu. Dalam
kehidupan yang semakin modern dan berkembang ini, kita dihadapkan pada gejala
fakta fatamorgana, dimana sesuatu yang baik dan benar dianggap asing dan
dipandang miring. Maka kewajiban setiap muslim beristiqamah untuk menjaga
amalan-amalan sunnah maupun wajib. Melaksanakan semua perintah Allah Swt dan
Rasul-Nya serta menjauhi segala larangannya sejauh-jauhnya. Karena kita tahu
bahwasannya maut menjemput bisa dimana saja dan kapan saja. Lantas apakah kita
mau mati dengan su’ul khotimah? Sebagai seorang muslim pastilah husnul khotimah
sebagai impian tertinggi pada kehidupan yang fana ini.