Oleh: Esa Septian
Komunikasi antara Orang tua dengan
Gadget
Istilah gadget
makin dikenal seriring perkembangan zaman yang erus bergulir sehingga dengan
perkembangan gaya hidup yang trendi, praktis dan canggih dapat kita rasakan
semua, fenomena anak-anak yang sudah menggunakan gadget sering kita jumpai,
khususnya mereka yang tinggal daan hidup di kota-kota besar. Maka, tak heran
jika kita melihat anak kecil sedang bermain gadget di lingkungan umum,
restoran, mall, mereka asyik memandang gadget nya berjam-jam dari pada
berinteraksi dengan orang tuanya sendiri, ini lah realita anak-anak sekarang,
bahkan orang tua nya yang sedang bicara pun di hiraukan, inni kah naluri
seorang anak? Kemudian gambaran tentang gaya hidup anak-anak ini, bisa dilihat
dari survai Indonesia Hottes Insight (IHI) 2013 dari Kompas-Gramedia dan IPSOS
pada 3.000 anak Indonesia berusia dibawah 17 tahun, yaitu :
Ketika di Tanya
tentang hadiah apa yang diinginkan saat naik kelas, 35 % anak menjawab ingin
gadget atau handphone terbaru. Tak heran jika 40% anak sudah memiliki gadget
sendiri. Bahkan, 51% dari merreka memilih sendiri produk gadgetnya yang di
inginkan (m.femina.co.id)
Reformasi Trend Anak Muda
Seiring
perkembangan zaman yang modern ini banyak hal yang dianggap baik menjadi buruk,
hal yang dianggap bburuk justru dianggap baik, dimana letak pemikiran anak
remaja sekarang , tak dapat dielakan lagi memang masa muda masa yang masih
ingin mengetahui dan mencari sesuatu hal baru, tetapi hal baru tersebut banyak
yang menyimpang dari hal yang wajar,Banyak perilaku-perilaku anak remaja
sekarang yang tidak mencirikan sebagai anak muda, kondisi seperti ini jika dibiarkan maka akan
merusak generasi demi generasi, buktinya banyak anak muda bahkan anak-anak yang
masih terbilang belum saatnya mengenal cinta-cintaan sekarang mereka sudah
seperti selayaknya orang dewasa sekarang, sudah mulai berpacaran dan memanggil
panggilan ayah bunda yang posisi mereka masih dibawah, inilah bahwa moralitas
anak remaja sekarang sudah semakin memudar. Tergerus oleh jaman. Ini pasti ada
yang salah, entah dari cara orang tua yang merawatnya salah, karena kurangnya
pengawasan atau karena budaya modern yang sekarang terjadi membuat pergeseran-pergeseran
perilaku anak remaja ,sekarang. Anak semakin lupa terhadap kewajibannya,
sebagai penerus generasi yaitu kewajibannya sebagai murid untuk belajar , anak
patuh kepada guru terlebih kepada orang tua. Lebih senang bermain gadget dari
pada nasihat orang tua, lebih senng sinetron disbanding membaca buku
pengetahuan, anak remaja sekarang lebih mengutamakan bersenang-senang tanpa
mempertimbangkan apa yang akan terjadi setelah apa yang mereka lakukan hanya
karena trend semata atau karena takut dikatakan ketinggalan zaman. Contoh
perilaku seperti ini adalah kita lihat sekarang ini anak-anak SD sudah
mempunyai Gadget bahkan gadget yang dimiliki sudah terbilang canggih, mengamati
perilaku-perilaku orang dewas, sehingga untuk bermain medsos, ber selfie sudah
taka sing lagi dalam kehidupan anak-anak sekarang ini.lalu kita lihat lagu
didalam hp nya tersebut bukan malah lagu anak-anak yang didengarkan tapi lagu
cinta, sehingga benar apa yang terjadi sekarang otak anak-anak menerima hal-hal
yang seharusnya belum pantas ia terima. Lebih parah nya lagi anak remaja
sekarang tak takut lagi dengan yang namanya aturan hukum yang berlaku, salah
satu contohnya kekerasan yang dilakukan sampai mengakibatkan pembunuhan sudah
banyak yang terjadi, inilah bukti bahwa nyawa pun sudah menjadi pertaruhan
didalam pergaulan anak remaja sekarang. Bahkan ada yang namanya “KLITHI” Yaitu
sekelompok anak muda yang ingin mencari korban untuk dibunuh hanya semata-mata
untuk mecari kesenangan.
Dampak positif dan negatif adanya teknologi modern
a.
Dampak
Positif :
1. Informasi yang ada di masyarakat dapat
langsung dipublikasikan dan diterima oleh masyarakat. Sumber informasi tidak
hanya berasal dari satu orang saja. Dalam masyarakat, semua orang dapat menjadi
sumber informasi. Setiap orang dapat saling bertukar informasi satu sama lain.
Informasi itu pun menyebar sampai kepada seluruh lapisan masyarakat dengan
cepat melalui media-media TIK yang ada.
2. Hubungan sosial antar masyarakat dapat
berlangsung dimana saja dan kapan saja.
Contohnya, A berada di kota Bandung dan B berada di kota Makassar. Mereka berkomunikasi melalui gadget. Mereka saling mengabarkan kondisi satu sama lain dan saling bertukar cerita. Itulah sedikit gambaran pemafaatan TIK dalam hubungan interaksi sosial. Walaupun berjauhan dan berada dalam zona waktu yang berbeda, mereka tetap dapat berkomunikasi dan saling bertukar informasi.
Contohnya, A berada di kota Bandung dan B berada di kota Makassar. Mereka berkomunikasi melalui gadget. Mereka saling mengabarkan kondisi satu sama lain dan saling bertukar cerita. Itulah sedikit gambaran pemafaatan TIK dalam hubungan interaksi sosial. Walaupun berjauhan dan berada dalam zona waktu yang berbeda, mereka tetap dapat berkomunikasi dan saling bertukar informasi.
3. Sosialisasi kebijakan pemerintah dapat
lebih cepat disampaikan kepada masyarakat.
Peraturan pemerintah serta kebijakannya dapat keluar pada waktu yang tidak dapat diprediksi. Masa berlakunya pun kadang bersifat tentatif. Masyarakat pun sering dibingungkan oleh masalah ini. Karena keterlambatan info, masyarakat dirugikan oleh hal ini. Oleh karena itu, publikasi kebijakan serta peraturan pemerintah memerlukan media TIK, misalnya televisi, radio dan internet. Dengan begitu, masyarakat dapat dengan mudah dan cepat mengetahui peraturan dan kebijakan pemerintah yang sudah maupun baru keluar.
Peraturan pemerintah serta kebijakannya dapat keluar pada waktu yang tidak dapat diprediksi. Masa berlakunya pun kadang bersifat tentatif. Masyarakat pun sering dibingungkan oleh masalah ini. Karena keterlambatan info, masyarakat dirugikan oleh hal ini. Oleh karena itu, publikasi kebijakan serta peraturan pemerintah memerlukan media TIK, misalnya televisi, radio dan internet. Dengan begitu, masyarakat dapat dengan mudah dan cepat mengetahui peraturan dan kebijakan pemerintah yang sudah maupun baru keluar.
4. Tumbuhnya sikap percaya diri dan
motivasi tinggi.
Masyarakat memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan adanya TIK. Hal ini dibuktikan dari fakta-fakta yang ada di dunia maya, misalnya jejaring sosial. Mereka berani tampil secara terbuka, baik kepada orang yang dikenalnya bahkan yang tidak kenal sama sekali. Mereka mengekspos pribadinya dengan memberikan informasi-informasi yang sedang terjadi, baik itu penting atau tidak. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan dan menyampaikan info terkini, hal ini juga dapat memperlihatkan tingkat kompetensi antar individu pun semakin besar.
Masyarakat memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan adanya TIK. Hal ini dibuktikan dari fakta-fakta yang ada di dunia maya, misalnya jejaring sosial. Mereka berani tampil secara terbuka, baik kepada orang yang dikenalnya bahkan yang tidak kenal sama sekali. Mereka mengekspos pribadinya dengan memberikan informasi-informasi yang sedang terjadi, baik itu penting atau tidak. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan dan menyampaikan info terkini, hal ini juga dapat memperlihatkan tingkat kompetensi antar individu pun semakin besar.
5.
Adanya
“share” budaya antar daerah
Kebudayaan
dimiliki oleh setiap kelompok dari setiap daerah dalam setiap bangsa. Tidak
hanya dengan penampilan atau pertunjukkan saja budaya itu dipublikasikan.
Dengan TIK pun, antar kelompok masyarakat dapat menyampaikan kebudayaan yang
dimiliki oleh masing-masing untuk kemudian dipelajari dan dilestarikan. Tidak
hanya dalam satu Negara, tetapi dapat juga antar Negara.
b. Dampak negatif:
1. Timbulnya jenis kejahatan baru.
Kejahatan yang timbul antara lain penipuan, pencurian nomor kartu kredit, pornografi, pengiriman email sampah (spam), pengiriman virus, penyadapan saluran telepon, memata-matai aktivitas seseorang (spyware), dan mengacaukan trafik jaringan. Kejahatan-kejahatan ini sulit dideteksi karena dikerjakan dengan fasilitas TIK, salah satunya internet.
Kejahatan yang timbul antara lain penipuan, pencurian nomor kartu kredit, pornografi, pengiriman email sampah (spam), pengiriman virus, penyadapan saluran telepon, memata-matai aktivitas seseorang (spyware), dan mengacaukan trafik jaringan. Kejahatan-kejahatan ini sulit dideteksi karena dikerjakan dengan fasilitas TIK, salah satunya internet.
2. Maraknya perilaku menyimpang yang
terjadi di kalangan masyarakat pada umumnya dan remaja pada khususnya.
Perilaku menyimpang disebabkan oleh merosotnya moral yang
ada di masyarakat. Kurangnya filterisasi akan informasi serta budaya yang
diterima dari TIK menjadi faktor pokok timbulnya permasalahn ini. Hal yang
seharusnya salah justru dibenarkan dan yang benar justru disalahkan. Perilaku
yang melawan norma yang ada di masyarakat pun kian merebak, tak hanya pada
kalangan remaja atau pelajar saja yang memang masih labil, tetapi juga pada
masyarakat “dewasa”.
3.
Menurunnya
tingkat kepercayaan kepada lingkungan sekitar.
Kemudahan akses informasi semakin melemahkan rasa percaya
pada orang-orang sekitar. Banyak orang justru lebih men-”dewa”-kan internet
(khususnya) untuk mencari informasi dibandingkan bertanya langsung pada orang
sekitar yang secara umum mengetahui. Atau bahkan mereka pun kadang sudah sulit
sekali percaya pada polisi lalu lintas untuk menanyakan jalan sekalipun.
Rasanya kalau tidak “googling” tidak afdol.
4.
Kurangnya
ruang privasi.
Hadirnya
situs-situs jejaring sosial tidak hanya membantu untuk menghubungkan individu
yang satu dengan yang lain atau dengan kelompoknya. Layanan ini memberikan
penggunanya kebebasan untuk membuka diri dan melihat-lihat info serta privasi
orang lain. Privasi bukan lagi menjadi barang mahal.
5.
Meningkatnya
angka pengangguran.
Masalah yang satu ini sangat menarik perhatian. Kini, teknologi seolah-olah menggantikan manusia dalam segala bidang, termasuk pekerjaan. Kreatifitas manusia pun menjadi tumpul. Mereka menjadi tergantung akan teknologi. Hampir semua pekerjaan dilakukan oleh mesin-mesin otomatis. Sehingga makin banyak pengangguran karena tenaga mereka tergantikan oleh mesin-mesin otomatis tersebut.
Masalah yang satu ini sangat menarik perhatian. Kini, teknologi seolah-olah menggantikan manusia dalam segala bidang, termasuk pekerjaan. Kreatifitas manusia pun menjadi tumpul. Mereka menjadi tergantung akan teknologi. Hampir semua pekerjaan dilakukan oleh mesin-mesin otomatis. Sehingga makin banyak pengangguran karena tenaga mereka tergantikan oleh mesin-mesin otomatis tersebut.
6. Menurunnya Kepekaan Sosial Sesama
Makhluk Hidup
Lanjut ke penutup..
https://esaseptian28.blogspot.co.id/2018/03/revolusi-komunikasi.html
https://esaseptian28.blogspot.co.id/2018/03/revolusi-komunikasi.html